SEJARAH KERAJAAN KAHURIPAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam rahayu untuk kita semua semoga kita selalu di berikan nikmat oleh Allah SWT.Disini kita akan menjelaskan sejarah mengenai Kerajaan Kahuripan,dan berikut ini penjelasannya.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Kahuripan meliputi Madiun, Kediri, Surabaya, Pasuruan dan Malang. Airlangga juga memperluas wilayah kerajaan hingga ke Jawa Tengah, bahkan pengaruh kekuasaannya diakui sampai ke Bali. Kahuripan dikenal atas toleransi beragamanya, yaitu sebagai pelindung agama Hindu Syiwa dan Budha.
Kerajaan Kahuripan dibangun berawal dari menikahnya Airlangga dengan putri pamannya yaitu Dharmawangsa Teguh di Kota Watan, ibu kota kerajaan Medang. Tiba-tiba kota Watan diserbu Raja Wurawari dari Lwaram, yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya.
Dalam serangan itu, Dharmawangsa Teguh tewas, sedangkan Airlangga lolos ke hutan pegunungan (wanagiri) ditemani pembantunya yang bernama Mpu Narotama.
Masa Kejayaan Kerajaan Kahuripan
Masa Kejayaan Kerajaan Kahuripan terjadi pada masa pemerintahan Airlangga. Airlangga berhasil membangun Hujung Galuh untuk mengembangkan perdagangan. Pembangunan dilakukan dengan pembuatan tanggul di sepanjang Sungai Brantas, sehingga kapal-kapal dagang yang besar dapat masuk sampai Kotaraja Kahuripan.
Patung Raja Airlangga
Pelabuhan Hujung Galuh kemudian menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari Ceylon, Champa, Burma dan Chola. Di bidang pertanian , Kahuripan berhasil membangun sistem irigasi dengan Bendungan Waringin Sapta. Bendungan tersebut menjadikan Kahuripan sebagai pemasok beras terpenting di Nusantara.
Masa Akhir Kerajaan Kahuripan
Keruntuhan Kerajaan Kahuripan disebabkan oleh persaingan perebutan tahta antara kedua putra Airlangga. Calon raja yang sebenarnya, yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi, memilih menjadi pertapa dari pada naik tahta. Pada tahun 1045, atas saran penasehat kerajaan Mpu Barada, Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu bagian barat bernama Kadiri beribu kota di Daha, diserahkan kepada Sri Samarawijaya, serta bagian timur bernama Janggala beribu kota di Kahuripan, diserahkan kepada Mapanji Garasakan.


Komentar
Posting Komentar